Type something and hit enter

author photo
By On

 

Bank Sampah Tematik

Masalah sampah belakangan ini menjadi momok yang menakutkan di Kota Bandung lantaran sering kali menumpuknya sampah-sampah di jalan-jalan sehingga membuat udara tercemar dan bau busuk menyebar sepanjang jalan. Perkara ini muncul beberapa kali oleh sebab penutupan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) entah itu karena bencana atau berbagai kendala yang dihadapi di sana. Jika TPA tutup sementara sampah terus bertambah yang menyebabkan penumpukan di TPS (Tempat Pembuangan Sementara) bahkan sampai melebar ke jalanan kondisi ini yang seharusnya sudah menjadi perhatian utama pemerintah dan juga warga kotanya sendiri. Pengelolaan sampah sudah selayaknya segera dilaksanakan mulai dari rumah. 


Dengan adanya hal ini pemerintah lewat Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung mulai menggalakan untuk mengolah sampah dari rumah dan membuat satu wilayah percontohan untuk seluruh warga dalam satu lingkup desa untuk mengolah sampahnya sendiri. Melalui program Bank Sampah Tematik Puspa Girimekar bertempat di Desa Girimekar Kecamatan Cilengkrang, Bandung. Program ini sudah berjalan selama hampir tiga tahun dan terbukti berhasil membuat sampah di wilayah mereka tidak keluar dari wilayah tersebut atau zero waste. 

Bank Sampah Puspa Desa Girimekar

Skenarionya adalah warga harus sudah memilah sampah yang mereka hasilkan dengan tiga jenis yaitu sampah organik, sampah anorganik dan sampah residu. Sampah organik berupa sampah hasil dari makanan yang bisa membusuk dalam waktu cepat dan bersifat basah. Sampah anorganik berupa sampah hasil dari kemasan yang bersifat kering seperti botol berbahan plastik atau kaca dan juga kardus-kardus untuk kemasan dan sejenisnya yang masih punya nilai ekonomi. Kemudian sampah residu berupa plastik kecil yang sudah bercampur dengan bahan basah atau kemasan-kemasan kecil snack atau bungkus mie instan yang tidak ada nilai ekonomis dan tidak bisa didaurulang.

siklus lalat BSF

Ketiga jenis sampah ini kemudian dikumpulkan oleh petugas dan dipilah kembali khawatir masih ada sampah yang tercampur yang tidak sesuai  kategorinya. Sampah yang punya nilai ekonomi dikumpulkan untuk dikemudian dijual kembali seperti botol-botol dan kardus-kardus. Sampah residu yang tidak bisa didaurulang dan tidak punya nilai ekonomi kemudian dikumpulkan untuk dimusnahkan dengan cara dibakar. Sedangkan sampah organik yang mudah didaurulang dikumpulkan untuk segera diurai oleh maggot.

kandang BSF

Maggot atau belatung atau juga larva yang digunakan adalah maggot dari BSF (Black Soldier Flies). Maggot ini berbeda dengan jenis maggot lalat yang lain atau lalat yang sering kita jumpai di jalanan. Maggot ini tidak menyebar sembarangan dan yang terpenting tidak meloncat dan punya selera makan yang tinggi sehingga sampah akan terus diurai tanpa henti. Siklusnya adalah telur-bayi larva-larva dewasa-prapupa-pupa-lalu kembali menjadi lalat. Metamorfosis ini yang sering dijumpai dan lazim di makhluk hidup jenis insect atau serangga. Sebelumnya, larva yang sudah menjadi pupa akan segera dipindahkan ke dalam kandang lalat agar siklus hidup dari lalat tersebut berlanjut.

maggot

Selain untuk mengurai sampah organik larva dari lalat ini juga berguna sebagai pakan ternak baik itu ternak unggas, ikan dan juga sangat bagus untuk campuran pakan kambing atau sapi karena berprotein tinggi. Larva ini sangat mudah berkembang biak di daerah tropis seperti Indonesia sehingga menjadi pilihan yang tepat untuk pengolah sampah organik. Yuk, mulai olah sampah dari rumah. 

0 Comments