 |
Forest Walk Baksil |
Babakan Siliwangi punya sejarah yang panjang untuk Kota Bandung. Ruang terbuka hijau (RTH) ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda dan memang diperuntukkan untuk itu. Di sepanjang aliran sungai Cikapundung itu memang banyak lahir peradaban untuk Kota Bandung yang salah satunya adalah Babakan Siliwangi. Taman kota yang sangat diandalkan Bandung ini ada di wilayah yang bernama Lebak Gede. "Lebak" dalam bahasa Sunda artinya area menurun tapi bukan lembah dan biasanya berdekatan dengan sawah dan "gede" artinya besar. Penamaan Lebak Gede mengacu pada tanahnya yang sangat luas dan menurun juga dekat dengan perairan sehingga dinamai Lebak Gede. Sering kali penamaan suatu daerah itu berdasarkan apa yang memang terjadi di sana. Penamaan Lebak Gede berubah menjadi Lebak Siliwangi atau kini adalah Babakan Siliwangi.
 |
Forest Walk Baksil |
Bandung Lautan Cuanki
Ruang terbuka hijau (RTH) ini sempat menjadi polemik untuk pemerintah setempat sebab pernah dicanangkan akan menjadi wilayah komersil pada masa pemerintahan Walikota AA Tarmana pada saat itu dan sudah menggaet korporasi untuk bekerja sama namun terjadi kebakaran hebat pada salah satu tempat makan di sana dan akhirnya terbengkalai hanya meninggalkan reruntuhan. Ada desas-desus bahwa ini adalah kesengajaan pihak tertentu namun kabar ini tidak bisa dibuktikan secara hukum. Memang kawasan Babakan Siliwangi sering dijadikan tempat untuk acara kedaerahan seperti acara adu ketangkasan domba Garut dan memang banyak diminati oleh warga sekitar. Mungkin terkena imbas kebakaran tersebut kegiatan adu ketangkasan domba di Babakan Siliwangi sudah tidak ada dan tidak diadakan lagi di sana. Penolakan juga banyak muncul dari pemerhati hutan kota mereka menolak jika taman kota ini akan dijadikan apartemen, mall dan wahana-wahana rekreasi lainnya.
 |
Forest Walk Baksil |
Pemutusan kerja sama dengan korporasi berhasil dilakukan oleh pihak Pemkot dan akhirnya menjadikan Babakan Siliwangi hutan kota yang bebas diakses oleh siapa saja. Pada Januari 2018 di masa pemerintahan Ridwan Kamil kemudian diresmikanlah Babakan Siliwangi dengan konsep baru berupa tambahan fasilitas forest walk yang menghubungkan hutan Babakan Siliwangi dengan Saraga juga Sabuga. Apakah masuk kawasan forest walk Babakan Siliwangi bayar tiket? Tidak, Kawasan hutan kota seluas 3,4 hektare ini bisa dinikmati oleh masyarakat tanpa dipungut biaya sedikitpun. Masyarakat bebas menikmati fasilitas itu dengan tata tertib yang harus dijaga tentunya. Ada beberapa warga memilih jogging di forest walk ini sembari menikmati oksigen yang segar dari hutan kota tersebut.
 |
Saraga ITB |
Forest walk yang membentang sepanjang 2,3 kilometer dengan lebar lintasan sebesar 1,5 meter ini merupakan forest walk terpanjang se-Asia Tenggara. Pada awal peresmian lima tahun yang lalu hingga hari ini kondisi forest walk ini masih cukup terawat walaupun ditemukan berupa bau tak sedap di salah satu spot lintasannya yang arahnya dari pepohonan. Tembok mural di jalan utama Babakan Siliwangi pun terlihat menambah pemandangan yang asik saat menikmati forest walk ini.
Semakin asik saat sore hari berjalan di sana karena suara serangga hutan mengalun indah menunjukkan hutan ini masih menjadi rumah bagi mereka. Fasilitas kebersihan berupa tong sampah pun tersedia untuk tiga jenis sampah yang berbeda, organik, non organik dan sampah residu di sepanjang lintasannya jadi tidak ada alasan lagi membuang sampah sembarangan. Hutan kota memang pilihan yang tepat untuk melepas penat seharian berkegiatan di kota yang jalanannya mulai macet dan berpolusi udara ditambah polusi suara.
0 Comments