![]() |
cerpen blog |
CERPEN BLOG. Namaku Dru, itu sudah cukup untuk bisa kenal denganku. Aku seorang fotografer di ibu kota. Aku kenal dengan beberapa artis, selebriti, seniman dan semacamnya karena kadang mereka menjadi klienku. Dua tahun belakangan ini aku sedang suka pada seorang perempuan. Perempuan yang tak akan bisa aku gapai sampai kapanpun. Seorang penyanyi muda cukup terkenal yang sedang naik daun. Ya, sudah jelas kan kasta kami berbeda. Sebab itulah aku hanya bisa menyimpan rasa ini rapat-rapat. Serapat mungkin hanya untuk konsumsi diriku sendiri. Jangan sampai orang lain tahu sebab mau ditaruh di mana mukaku ini dipermalukan mereka nanti.
Dari sejak aku tahu wajahnya di sebuah majalah dan beberapa artikel tentangnya rasa penasaranku bertambah. Kucari semua berita tentang dia, semua foto tentang dia, semua film tentang dia karena dia pun pernah membintangi beberapa film. Entah kenapa ada sesuatu yang mendorongku untuk selalu ingin tahu tentang dia. Aku bahkan bisa tahu dia anak keberapa dari berapa saudara berikut dengan nama orang tuanya. Ya, karena media sosial yang dia punya. Keseharianku adalah melihat Instagram-nya jika saja dia posting sesuatu yang belum aku tahu. Hampir bisa dipastikan jika aku membuka Instagram aku akan mampir ke berandanya.
Di satu waktu satu temanku memergokiku sedang melihat Instagramnya. "Wah, elu suka sama si Melati?" suara Pantera mengagetkanku. "Apa sih lo ganggu aja", sahutku. "Gua kenal lo sama dia. Mau dikenalin?" tanya dia. "Apaan sih, enggak lah", jawabku. "Halah, suka pura-pura", timpalnya sambil tertawa mengejekku. "Udah sana lu ganggu aja", tegasku. "Ciyee...yang lagi kasmaran", ejeknya lagi lantas pergi. Pantera adalah seorang presenter acara bincang-bincang di salah satu TV swasta dan dia adalah satu-satunya sahabatku dari sejak SMA dan kami masih bersahabat sampai hari ini. Aku sedikit terkejut, ternyata dia kenal dengan Melati van De Bruy. Ya, namanya Melati van De Bruy. Dia keturunan bule Belanda tapi lahir di Indonesia.
Baca Juga : Cara Berteman Dengan Optimistis
Beberapa waktu berselang keseharianku tetap sama. Pagi, siang dan malam aku menyempatkan diri untuk melihat Instagramnya. Melihat posting foto barunya dan beberapa single lagu yang ia cuplik di posting-an miliknya. Pukul enam belas lima puluh empat di jam tanganku terasa handphone-ku bergetar. Ternyata WhatsApp dari Pantera.
Aku terdiam beberapa saat memikirkan tawarannya. Kupikir boleh juga, tapi apakah aku siap untuk diwawancara di televisi. Tak lama kuputuskan, kenapa tidak. Ini justru hal yang bagus untuk perkembangan karirku di dunia fotografi. Maka ku iyakan tawaran darinya dan jadwal sudah ditentukan.
Sedikit gugup terasa di tanganku yang mulai dingin. Beberapa detik lagi kami akan on air di televisi. Pantera sudah menunggu di tempatnya dan aku menunggu untuk diundang masuk ke studio. Tak lama namaku dipanggil dengan diiringi musik untuk memeriahkan acara. Kupikir ini menyenangkan ada di acara televisi. Segment pertama tanya jawab seputar fotografi dan berjalan lancar, tak ada masalah. Di segment kedua aku diberi beberapa pertanyaan dan aku harus berkata jujur. Dan, satu pertanyaan yang tak kusangka sama sekali akan muncul. "Jujur. Seberapa sukakah Anda dengan Melati van De Bruy?", tanya Pantera. Kupikir kurang ajar ternyata dia menyiapkan sesuatu yang tak sanggup kujawab di televisi. Dalam tekanan kujawab dengan penuh keengganan. "Hmmm...suka", jawabku. "Yang jelas dong, masa cuma suka. Suka nya kenapa?", tambah Pantera. Tambah kurang ajar si Pantera pikirku. "Ya...suka. Seperti saya sudah kenal lama walaupun belum pernah bertemu sama sekali", jawabku. "Wow, luar biasa sekali", ia menggodaku dengan mata penuh kejahilan. "Bagaimana kalau kita tanya langsung pada orangnya. Melati apakah kamu juga sudah kenal pria ini?". Apa maksud dari teman kurang ajar ini. Pertanyaan itu ditujukan pada siapa. Matanya mengarah pada seseorang di belakangku. Aku sangat terguncang, ternyata Melati ada di belakangku.
Cerita selanjutnya di sini.
0 Comments