CERPEN BLOG. "Kenapa aku ada di sini?" tanya Randy pada dirinya sendiri. Di ujung lorong tanpa Randy sadari seseorang sedang menyaksikannya yang tengah kebingungan. Orang ini dengan mata yang lurus dan raut muka yang tajam melihatnya cukup lama. Perempuan tepatnya, perempuan ini adalah orang yang Randy kenal. Cukup kenal untuk mengetahui siapa nama tengah Randy dan kapan hari ulang tahunnya. "Ini hidupnya yang mana lagi?" tanyanya dalam hati. Tapi kemudian ia pergi tanpa berusaha untuk pamit. Ia tak peduli dengan basa-basi macam itu. Randy yang masih berpikir dalam diamnya lalu bangkit dan menjejakkan kakinya satu persatu searah dengan tujuannya. Ia masih merasa bingung dengan keadaan dirinya tapi tetap ia paksakan kakinya untuk melaju entah ke mana.
![]() |
Cerpen Blog |
"Aku Randy. Ya, itu namaku", sahutnya sambil berjalan. "Tapi sedang apa aku di sini? aku tak ingat sama sekali", pikirnya kacau. Lambat laun ingatannya mulai kembali. Satu persatu ingatan masa kecilnya muncul dalam gambaran warna-warni. Ia mulai ingat ia tengah berlari dalam hujan setelah pulang sekolah. Ia ingat kucing peliharaannya mati lalu ia kuburkan di pekarangan rumah. Tapi satu ingatan yang berantakan adalah tentang masa kini, masa yang sedang ia alami. "Ah..", ia mengerang memukulkan tangannya di kepala. Kesakitan terlihat di wajahnya, matanya terpejam yang ia tutup rapat-rapat. Helaan napas panjang mulai menenangkannya. Matanya menerawang jauh, ada sesuatu yang terlintas di pikirannya. "Aku seorang fotografer. Ya, aku seorang fotografer", ucapnya yakin.
Di sisi lain, perempuan yang diam-diam mengikuti Randy pun mulai resah dengan keadaan Randy. Ia resah apakah Randy sekarang baik-baik saja, ia resah kenapa ia tak mencoba untuk mendekatinya dan menjelaskan semuanya. Tapi kebingungannya tentang Randy mengalahkan kepeduliannya. Ia pergi tanpa berniat untuk selamanya. Yang ia ingat hanyalah saat pertemuan pertama kali dengan Randy yang seorang konsultan hukum. Saat itu ia adalah kliennya, hanya urusan itu mereka bertemu. Tapi sebuah rasa menggugah hatinya dan mulai peduli pada Randy. Ia mulai memikirkannya di kala malam. Saat hening malam menjelang terlelap ia ucap nama Randy di hatinya. Rasa itu tumbuh dengan sendirinya, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Tapi di saat semuanya mulai indah di matanya, keadaan malah berubah.
Baca Juga : Orang Dunia dan Orang Akhirat
Di pagi yang masih berkabut, Randy datang menemuinya. Dalam rumah yang pekarangannya ditumbuhi bunga-bunga musim semi. Ia kaget dengan kedatangan Randy yang tak ia sangka di waktu yang sepagi ini. Mata mereka bertemu tatap dalam kehampaan. Ada keengganan yang hebat dirasakan olehnya. "Lestari, apa kabar? maaf pagi-pagi sekali aku datang ke rumahmu", jelas Randy. Sedikit kaget ia bergumam dalam hati, "ternyata setelah tiga kali ia masih ingat padaku". Lestari hanya mengangguk pelan menunjukkan maksudnya menjawab tak apa-apa pada Randy. "Aku cuma ingin mengajakmu jalan nanti sore. Apa kamu bisa?, tanya Randy sumringah. "Hmm.. maaf, sepertinya aku masih ada jadwal yang lain. Mungkin lain kali, tak apa kan?" jawab Lestari. Randy hanya tersenyum santai dan menjawab tanpa beban. "Oh, ya sudah. Kita bertemu lain kali ya. Kalau begitu aku pamit, ada sesi foto yang harus aku kerjakan". Randy pergi meninggalkan senyuman untuk Lestari. Tak ada pikiran yang aneh darinya untuk Lestari.
Lestari termenung setelah kepergian Randy. "Untuk ketiga kalinya ia bisa mendapatkan hidup yang berbeda, pekerjaan yang berbeda dengan sangat cepat", pikirnya. Ia berusaha untuk mengesampingkan perasaannya dan berpikir tenang. Saat pertama kali kejadian itu ia alami adalah tiga tahun lalu saat Randy yang saat itu sebagai konsultan hukum. Saat mereka sudah sangat serius dan Randy memutuskan untuk melamar Lestari lalu tiba-tiba Randy jatuh pingsan. Saat sadar ia tak ingat apapun. Sama persis seperti kejadian tempo hari. Selang beberapa saat Randy ingat nama-nama di hidupnya, tapi tidak dengan lamaran mereka. Dan yang Randy ingat adalah ia seorang praktisi gizi bukan konsultan hukum. Lestari bingung, kaget dan tak mengerti sama sekali. Namun perasaan Lestari tidak berubah, ia mencoba menerima keadaan Randy. Ia tahu ada yang salah dengan Randy, tapi ia kesampingkan pikiran itu dan ia mencoba untuk yang kedua kali tetap ada di sisi Randy. Lamaran kedua pun terjadi di tahun selanjutnya. Tak ada yang aneh kali ini, semua berjalan lancar sampai tiga bulan menjelang pernikahan. Tapi peristiwa yang tak diinginkan itupun terulang kembali. Randy jatuh pingsan di rumahnya dan hidupnya me-restart ke sesuatu yang baru lagi. Lestari terpukul kala itu, ia menangis sejadi-jadinya. Hebatnya ia tetap ingin mencoba untuk tegar dan mengasihani dirinya sendiri dengan tidak membenci Randy. "Kemarin adalah yang ketiga kalinya. Aku tak bisa. Kali ini aku tak bisa", ucap Lestari lirih.
Cukup tenang, Lestari memutuskan untuk pergi dari hidup Randy. Kali ini untuk selamanya dan sungguh-sungguh. Ia pergi tanpa pernah memberi jejak yang bisa untuk diikuti oleh Randy. "Biarlah ia lestari di ingatanku saja dan ia hidup dalam mimpinya", pungkasnya.
0 Comments