Type something and hit enter

author photo
By On
Ini hujan pertama di bulan April, dan rasanya sama seperti bulan kemarin, sedikit mencekam. Karena, yah apa mau dikata, aku hidup sendiri. Sendiri itu seperti burung Maleo yang baru menetas dan harus membebaskan dirinya sendiri dari dalam timbunan tanah. Jika kamu tahu bagaimana proses inkubasi burung Maleo, yah seperti itulah kesendirian. Hujan selalu membawa kenangan masa lalu, membawanya turun bersama tetesan air yang bertubi-tubi jatuh ke bumi. Kadang ada kenangan yang tak ku inginkan datang tiba-tiba dan aku harus menerima kedatangannya, seperti ketika kita menonton TV lalu iklan datang dan mau tak mau kita harus menontonnya. Itu cukup mengganggu.

Masih dalam kesendirian, dan masih dalam hujan yang cukup mencekam karena efek dari petir yang menyambar, pikiranku mengajakku pada semua orang hebat yang pernah aku tahu. Salah satunya adalah penulis hebat kenamaan ibu kota, Dewi “Dee” Lestari. Kenapa aku ingat padanya?, aku pun tak tahu. Mungkin itu hak otakku untuk mengingat siapa saja yang ada di ruang penyimpanannya. Dan lalu muncul lah Dee dalam bayanganku, dengan Perahu Kertas nya. Sebetulnya yang pertama aku ingat adalah Kuugi yang hobinya tidur siang, tapi karena Kuugi adalah karakter ciptaan Dee jadi aku mengarah ke penciptanya. Yang sebenarnya adalah aku ingat Kuugi karena diriku sendiri saat ini baru bangun dari tidur siang.

Pikiranku meloncat pada orang-orang hebat ini, lalu muncul pertanyaan, apa mereka merasakan dan mengerjakan apa yang sama dengan kita?. Seperti, apa waktu jalan kaki mereka pernah nyangkut di meja?, apa mereka selalu tampil sempurna?. Tapi itu adalah pertanyaan bodoh yang tak harus dijawab sama sekali. Yang harus dipertanyakan adalah ini, kapan aku menjadi seperti mereka?. Apa aku harus terus-terusan menyaksikan mereka di televisi dan berharap menjadi seperti orang hebat ini?. Apa aku harus terus-terusan hanya menikmati karya mereka?. 

Balik lagi kepada hujan yang mulai menipis, yang hampir hilang tak terdengar gemuruh nya. Bila kamu, hujan, adalah temanku maka kamu bukan teman yang menyenangkan. Karena apa?, kamu selalu membawa sendu dalam lamunan. Memaksa aku untuk selalu mendengarkan semua yang kamu tumpahkan tanpa memberikan kesempatan sedikitpun untukku bicara. Tapi bila iya kamu adalah hidup, kamu termasuk dari orang-orang hebat yang mengisi kehidupan dunia. Lihat saja manfaat yang kamu bawa pada kesuburan. Yang selanjutnya menumbuhkan suatu yang hidup pada bumi. Kamu lahir dalam kesendirian dan melahirkan keberagaman.

Semoga tetap berlanjut.


0 Comments