Type something and hit enter

author photo
By On
Monumen Nasional

Jakarta untuk sebagian orang adalah kota harapan untuk mencari nafkah. Tapi untuk sebagian yang lain adalah kota untuk memperkaya diri. Bagi saya, Jakarta adalah kerumitan dalam persepsi sebuah kota. Yap, yang akan kita bahas adalah ikon Jakarta yaitu Monas. Sebuah tugu yang disebut Monumen Nasional yang dibangun atas perintah Ir. Sukarno pada masanya untuk menjadi simbol sebuah ibu kota negara dan untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia yang berhasil merebut kemerdekaannya dari tangan perusahaan dagang Belanda, VOC.
 
Puncak Monas

Foto di atas diambil jauh sebelum adanya aturan physical distancing. Sekadar info, tulisan ini dibuat saat adanya aturan pemerintah physical distancing untuk memutus rantai pandemi virus corona yang masuk ke Indonesia bulan Maret 2020 lalu. Semoga pandemi ini cepat berlalu.
Kembali ke Monas, sebelum kita ke puncaknya kita harus ketahui dulu bahwa area Monas ini sangat luas. Di area taman dan pepohonan kalian akan temukan tikar yang digelar oleh pengunjung untuk bersantai. Di sudut-sudut suatu tempat mungkin juga akan ditemukan remaja berpacaran. Bukan satu tapi itu banyak. Mungkin juga itulah alasan Monas ditertibkan oleh Pemprov Jakarta.

Ada beberapa pintu masuk, pintu masuk dari Jalan Medan Merdeka Utara, Selatan, Barat dan Timur. Ya, Monas dikelilingi oleh Jalan Medan Merdeka. Istiqlal dan Gedung Pertamina letaknya di Medan Merdeka Timur. Patung Kuda ada di Jalan Medan Merdeka Barat. Istana Negara ada di Jalan Medan Merdeka Utara dan Balai Kota ada di Jalan Medan Merdeka Selatan. Cukup luas untuk dibangun beberapa lapangan sepak bola. 

Untuk bisa ke puncak kita harus membeli tiket masuk seharga Rp, 15.000 untuk dewasa dan Rp, 4.000 untuk anak-anak. Monas selalu banyak pengunjung walaupun bukan hari libur dan kita harus sabar mengantri untuk membeli tiket. Bagaimana caranya kita ke atas? Pakai lift tentunya. Tapi jika ingin naik ribuan anak tangga silakan.

Puncak Monas

Di ketinggian yang ratusan meter ini kita bisa melihat seluruh pemandangan kota Jakarta dari segala penjuru. Tapi karena polusi Jakarta cukup tebal jadi jarak pandang tak terlalu bisa mencapai ujung horizon. Dengan mata telanjang kita hanya akan bisa melihat gedung-gedung yang menjulang. Disediakan juga teropong di sana untuk bisa melihat pemandangn lebih jauh. Menurut kabar jika kabut tak terlalu tebal akan terlihat Gunung Salak dari puncak Monas ini. 

Puncak Monas

Setelah puas dengan puncaknya kita harus segera turun agar pengunjung yang di bawah bisa segera naik ke atas. Kapasitas di puncak Monas ini adalah sekitar lima puluh orang saja, tak boleh berdesak-desakan. Saat sudah ada lagi di bawah kita boleh berkunjung ke Monumen Sejarah Nasional yang letaknya di bawah tanah. Di sana akan didapati banyak diorama-diorama dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Mulai dari kerajaan sampai kemerdekaan. Tapi sayang saya tak sempat foto di sana, karena ruangannya pun cukup gelap.

Museum Fatahillah

Sebagai tambahan, selain Monas sempatkan juga untuk ke museum ini. Walaupun saya kurang mengerti apa yang ada di sana karena yang saya lihat banyak sekali peninggalan Belanda. Mulai dari lukisan dan barang-barang lainnya. Tapi bagaimanapun, nikmati saja perjalanan kita. 

Kota Tua

Tempat ini juga dinamakan Museum Kota Tua karena mungkin saking tuanya. Tapi apa segampang itu menamai tempat? Okelah jangan terlalu mempermasalahkan nama yang penting adalah nikmati saja perjalanan kita.

Kota Tua
 
Museum ini ada dua lantai yang semua isinya adalah peninggalan Belanda di Indonesia. Sempat saya merasa aneh, kita bangsa Indonesia banyak sekali menyimpan peninggalan Belanda. Tapi kekayaan budaya kita juga malah banyak ada di Belanda. Sebuah pertanyaan untuk kita semua bukan?

Kota Tua
Momen nikmati saja selanjutnya adalah jalan-jalan di sekitar museum. Kita akan menemukan banyak pedagang, juga pelukis, juga anak SMA pulang sekolah yang hang out dulu sebelum pulang. Tapi momen langka ini hanya saya yang mengalami. Jangan harap tiap datang ke Kota Tua akan selalu menemukan anak SMA dengan tas Winnie The Pooh.     

2 Comments